Saturday 1 October 2011

Rumah Kelahiran Sang Proklamator

Saturday 1 October 2011
Tanaman hijau tumbuh subur dan pepohonan rindang terlihat kala memasuki pekarangan rumah kelahiran Bung Hatta di Jalan Soekarno Hatta No. 37, Kelurahan Aur Tanjungkang Tengah Sawah, Kecamatan Guguh Panjang, Bukittinggi. Tak ketinggalan deretan taman bunga yang tumbuh sejajar, memperlihatkan tatanan halaman yang tersusun rapi. Rumah wakil presiden pertama Indonesia ini telah direnovasi ulang pada tanggal 12 Agustus 1955. Perenovasian dilakukan dengan menyamakan keadaan awal dari rumah tersebut. Mulai dari segi konstruksi, perabotan rumah hingga tanaman yang ada.

Di beranda rumah, terdapat sebuah meja untuk pengunjung yang akan mengisi buku tamu. Beranda ini juga diperindah dengan tanaman hias yang terawat baik. Tepat di sebelah kiri beranda, terdapat kamar bujang Bung Hatta yang dipergunakan sebagai ruang baca. Di dalamnya terdapat satu ranjang, lemari buku yang berisi kumpulan-kumpulan buku serta sebuah meja dan kursi yang digunakan Bung Hatta untuk membaca. Di dalam ruangan inilah Bung Hatta menghabiskan waktu mudanya untuk membaca dan menulis sepulang dari sekolah. Tepat di sebelah kanan beranda terdapat kamar Saleh Sutan Sinaro, mamak Bung Hatta. Kamar ini digunakan sebagai tempat meletakkan benda-benda pos seperti surat dan kiriman barang dari daerah Pasaman.
sebagian dari buku kumpulan BUng Hatta

Beranjak ke dalam, kita memasuki sebuah ruangan yang cukup besar dengan udara sejuk yang berhembus dari halaman belakang. Di dalamnya terdapat ruang tamu dan dua kamar tidur milik mamak (paman) dari Bung Hatta. Di ruangan ini terdapat foto-foto Bung Hatta tempo dulu, silsilah keluarga Bung Hatta dan kopian naskah asli teks proklamasi. Di ruang tamu ini juga terdapat dua meja berbahan kayu, masing-masing dengan empat kursi kayu per meja. Perabotan yang digunakan juga sangat antik, kursi kayu dengan anyaman rotan serta lampu gantung klasik dengan kuningan. Tak berapa jauh dari situ, juga terdapat kamar mamak Bung Hatta, Idris dan Saleh, yang juga digunakan untuk beristirahat.

Ruang Tamu 
Foto paman dan ibunda Bung Hatta

Turun dari ruang tamu menuju bagian belakang rumah, akan terlihat empat ruangan yang terbuat dari bahan semen dan batu, dua buah lumbuang (milik mamak Saleh dan Ibunda Bung Hatta, Aminah) serta kandang kuda. Ruangan itu adalah kamar bujangan yang digunakan untuk tidur oleh Bung Hatta. Di kamar bujangan ini terdapat ranjang dan kasur, lemari serta meja dan kursi belajar. Selain itu juga terdapat sepeda ontel atau sepeda kumbang yang digunakan oleh Bung Hatta untuk pergi sekolah dan mengaji. Beranjak ke ruangan sebelah, dapur, terdapat peralatan masak yang umumnya terbuat dari tanah liat. Dapur ini memiliki jendela dengan ukuran besar, karena zaman dahulu orang memasak menggunakan kayu bakar yang menghasilkan banyak asap. Di samping kamar bujangan, tempat Bung Hatta tidur, juga terdapat WC dan kandang bendi. Bendi adalah salah satu kendaraan yang digunakan Bung Hatta untuk pergi menuntut ilmu di Sekolah Melayu Fort De Cock dan mengaji.  
                                     Ini sepeda Ontel nya,,, (Numpang narsis)

Kandang Bendi

Untuk naik ke lantai dua, terlebih dahulu melalui ruang makan keluarga. Di ruangan ini terdapat sebuah meja makan dengan enam kursi serta peralatan makan. Kebanyakan peralatan makan ini merupakan replika, bukan lagi yang aslinya. Pada lantai dua inilah terdapat kamar kelahiran Bung Hatta, serta juga ada ruang keluarga dan kamar kakek Bung Hatta. Ruang keluarga ini tidak jauh berbeda dengan ruang tamu yang terdapat pada lantai satu. Di ruangan ini terdapat lukisan wajah Bung Hatta yang cukup besar, foto Bung Hatta dengan istri dan anak-anaknya serta sebuah meja dengan empat kursi untuk beristirahat.
Ruang Makan

Lukisan Wajah Bung Hatta
Ini dia Kamar kelahiran Bung Hatta.. :)

Dengan adanya rumah ini, maka tidak heran banyak orang yang akan datang untuk berkunjung, karena di rumah ini pengunjung bisa mengetahui sedikitnya tentang kehidupan muda Bung Hatta melalui foto-foto yang terdapat di rumah ini. “Pada hari biasa, pengunjung bisa mencapai 30 sampai 50 orang,” ujar Desiwarti (51), staff pegawai yang telah bekerja dari tahun 1996 ini.
 Menurut Desi, rumah ini telah dikunjungi oleh masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, wisatawan lokal dan asing, teman-teman Bung Hatta, menteri. “Bahkan orang dari kerajaan Malaysia pun pernah berkunjung,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, rumah Bung Hatta yang sudah berdiri dari tahun 1955 ini merupakan sslah satu bentuk apresiasi terhadap jasa Bung Hatta yang diberikannya untuk bangsa Indonesia. Ia mengaku saat sekarang ini sulit menemukan sosok seperti Bung Hatta. Menurutnya, Bung Hatta adalah sosok yang tangkas dalam mencarikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. “Namun sekarang banyak permasalahan yang tidak ditemukan penyelesaian yang cepat,” ungkapnya Jumat (5/8)

0 comments:

Post a Comment

 
Kotak Hitam © 2008. Design by Pocket