Saturday 1 October 2011

Ada Cerita apa di Balik Keberadaan Foto ini...?

Saturday 1 October 2011
Serius Nulis.. :)
            Baiklah, berhubung lagi semangat nulis, saya akan melanjutkan postingan saya sebelumnya yang membahas mengenai keberadaan foto ini.
            Jadi foto ini diambil ketika saya melakukan Studi Media Jurnalistik ke Tanah Rencong selama 10 hari perjalanan. Adapun studi media ini merupakan kegiatan yang diadakan oleh organisasi yang saya geluti di kampus.  Perjalanan ini dimulai pada tanggal 9 September lalu. Menggunakan Bus Kampus no 04 yang bertuliskan " SUMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 UNIVERSITAS NEGERI PADANG” di sisi kirinya, saya dan rombongan pun berangkat pada jam 4 sore.
Di Kampus UNSYIAH

Adapun tujuan sesampai di Aceh adalah Kampus Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Universitas Syiah Kuala, beberapa media pers Aceh-- Serambi Indonesia, Harian Aceh, Metro Post/Rakyat Aceh, Media Online Atjeh Post, Sekolah Jurnalistik, dan tempat-tempat bersejaranh di Aceh seperti Museum Tsunami Aceh, Kapal Terapung, dan Mesjid Raya Baiturrahman.

Serambi Indonesia.
Selama di Aceh, kami melakukan diskusi dan saling bertukar pemikiran mengenai pers mahasiswa. juga melaukan diskusi dengan media-media yang telah disebutkan diatas. Menggali ilmu-ilmu baru untuk diserap dan diamalkan kedepan nantinya. malam pertama di Aceh, Saya dan teman-teman dibawa menuju sebuah warung kopi oleh teman-teman dari Persma Unmuha. Saya menulis sebuah feature ketika saya berada di warung ini. Sedangkan unutk tempat lain, saya berikan foto-fotonya. Oh ya, warung tersebut bernama "Ulee Lheue".
Muharram Journalism College





Ulee Lheue Kupi : Pondok Kopinya Aneuk Atjeh

Di depan Warkop.. (Saya yg di tengah makai almamater .. ^,^)
Perlahan-lahan meja dan kursi yang disediakan dalam ruangan itupun mulai penuh dikarenakan banyaknya orang yang datang untuk berkunjung. Mereka berkunjung dengan berbagai macam tujuan, ada yang datang untuk menikmati fasilitas wifi yang diberikan secara gratis, kumpul dengan teman, menikmati hidangan yang disediakan dan ada juga yang datang untuk berdiskusi. Tetapi itu semua bisa mereka lakukan setelah memesan kopi tentunya. Dinginnya angin malam saat itu sepertinya tidak mengurungkan niat masyarakat setempat untuk menikmati kopi. Ulee Lheue, itulah nama ruangan yang menjadi pondok kopi ini.
Ruangan itu bertambah penuh dengan kedatangan rombongan dari Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) dan Unit Kegiatan Pers Lensa Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA). Dimana tujuan kedatangan Ganto adalah untuk melakukan Studi Media ke berbagai Lembaga Pers Mahasiswa dan media massa yang berada di Aceh. Kru Lensa mengajak rombongan Ganto menuju Ulee Lheue untuk berdiskusi dan menghilangkan rasa lelah karena baru saja sampai di aceh sore hari itu, tepatnya pukul 16.15 WIB, Minggu (11/9).
            Pondok kopi ini memiliki 3 tempat bagi pengunjungnya untuk menikmati kopi. Pertama di ruangan utama yang memiliki ukuran paling besar, yaitu 5x7 meter, berhubungan dengan dapur tempat pembuatan kopi, lalu ruangan disebelahnya yang memiliki ukuran sepertiga dari besarnya ukuran ruangan utama dan yang ketiga bertempat diluar bangunan dengan lindungan dari kain terpal/tenda sebagai atap pelindungnya.
            Adapun fasilitas yang disediakan oleh pemilik adalah wifi gratis yang bisa dinikmati sepuasnya hanya dengan memesan secangkir kopi, lalu dua buah layar proyektor yang digunakan untuk menampilkan siaran Tv yang diproyeksikan melalui dua buah infocus. Hal ini bertujuan agar seluruh pengunjung bisa menikmati acara Tv yang disajikan. Selain kopi aceh yang menjadi menu utama, disini juga disediakan minuman lainnya seperti teh panas, teh es dan lain-lainnya. Termasuk juga makanan seprti mie rebus, nasi goreng dan masakan lainnya.
            Pondok kopi yang baru berusia 1 tahun 3 bulan ini telah menjadi tempat yang cukup terkenal jika dibandingkan dengan tempat-tempat minum kopi lainnya yang sudah lama berdiri seperti Dapukupi. Hal ini disampaikan oleh Andi (21) yang bekerja sebagai kasir di Ulee Lheue ini. “Pelayanan yang cepat serta rasa kopi yang enak menjadi andalan kami,” ujar Andi, Minggu(11/9). Andi juga menambahkan jika ada pelanggannya yang kurang suka atau merasa ada yang salah dengan pelayanan, mereka akan merasa senang jika pelanggan tersebut langsung mengatakan kepada mereka guna bisa diperbaiki kedepannya.
            Hal ini dibenarkan oleh salah seorang pengunjung, Hendri (20). Hendri mengaku sudah merasa seperti menjadi kawan dengan petugas/pelayan yang ada di Ulee Lheue ini. “Ini dikarenakan saya dan teman-teman sudah sering datang kesini. Selain itu pelayanannya juga ramah,” tutur Hendri pada waktu yang sama. Ketika ditanya mengenai rasa kopi yang disajikan di tempat ini, dengan mantap Hendri menjawab bahwa rasanya enak dan nikmat.
            Berbicara mengenai cita rasa dari kopi, orang yang tepat untuk ditanya adalah sang pembuat kopi. Zaenal (19), si pembuat kopi di Ulee Lheue yang bisa dibilang masih “kecil” ini ternyata sudah memiliki kemampuan untuk menyeduh kopi Aceh dengan cekatan. “Yang membuat kopi Aceh beda dari kopi biasa adalah kekentalannya. Kopi biasa terlalu kental,” ujar Zaenal. Menurutnya enak atau tidaknya kopi aceh tergantung dari penyaringan bubuk kopi yang dilakukan ketika penyeduhan. “Oleh karena itu, untuk membuat kopi ini tidak bisa sembarangan orang, harus orang yang ahli,” tambahnya. Ketika ditanya mengenai bubuk kopi yang digunakan, ia menjawab bahwa yang bubuk kopi yang digunakan oleh pondok kopi Ulee Lheue adalah Ulee karieng.
            Andi mengaku bahwa ia telah senang dengan pekerjaannya sekarang sebagai kasir di pondok kopi ini. Dengan kesetiaannya bekerja, ia mengatakan bahwa kerja yang dilakukannya bukan lagi karena mangharapkan gaji, tapi menghargai jasa dan kesempatan yang telah diberikan oleh pemilik pondok kopi ini. Menurutnya ini disebabkan oleh pemilik pondok kopi ini sangat baik kepada mereka. “Susah untuk mencari toke seperti beliau di Lhoksmawe,” tutupnya.
Menara baiturrahman, Katanya, daerah Aceh keliahatan seluruhnya dari atas menara ini.


Terowongan dalam Museum Tsunami Aceh

PLTD Kapal Apung, (Berat kapal ini berton-ton, terseret ke dareah pemukiman penduduk ketika Tsunami)

Tepi danau toba, perjalanan pulang balik ke Padang
Am i looking good..?

depan Kampus Unmuha
U're looking so good from here..!!
Prasasti bola, berukirkan nama negara yang ikut andil dalam bantuan Tsunami Aceh
Bendera dari berbagai negara yang bertuliskan kata 'Damai' *nunjuk langit-langit
Gagah, Mesjidnyaaa... !!!
Pagi hari pertama menapakkan kaki di tanah Aceh.

Numpang mejeng, tapi gak beli.. hehe.. :p (Medan)

Tukar bingkisan. (perjalanan balik ke Padang)

Dirumah salah satu keluarga rekan. (Yang duduk berdua ?)
Jefri Rajif, 04 Januari 2012. 14.55 WIB

0 comments:

Post a Comment

 
Kotak Hitam © 2008. Design by Pocket