Tuesday 3 January 2012

"BackPacker" di Penghujung Tahun.. 1st Day !

Tuesday 3 January 2012
Wisata beransel (backpacker) adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan lain yang dianggap perlu. Biasanya orang yang melakukan perjalanan seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat atau tidur. (sumber)
          Begitulah kutipan yang saya ambil dari sebuah situs mengenai pengertian istilah Backpacker. Mungkin ada yang bertanya (mungkin.. mungkin) kenapa saya memabahas mengenai backpacker. Ini dikarenakan oleh perjalan yang saya lakukan dengan seorang teman saya, Duni. Dimana ia menyebut kalau yang akan kami lakukan adalah "Backpacker". Jadi setelah membaca semuanya nanti, readers semua akan menilai apakah perjalanan yang kami lakukan bisa disebut dengan backpacker atau tidak. *laugh*
   
          Semuanya berawal dari ajakannya melalui sms, "saya mau pergi main ke Solok." Kira-kira begitulah isi dari pesan singkatnya kepada saya. Setelah cukup panjang pembicaraan lewat sms itu, akhirnya saya pun bersedia untuk menemani nya pergi ke Solok (*gak ada yang ngajak, cuma ngasih tau, haha). Tapi diperjalanan dia bilang, kalu saya tidak jadi pergi, mungkin dia juga tidak jadi pergi.


Ni foto Angkotnya, nyentrik kan? waktu tu lupa, naik warna oren atau putih ya..? =='
       Perjalanan yang diberi nama  "Backpacker ala Jono" oleh teman saya (orang nya beda) ini pun dimulai pada hari Jum'at, 23 Desember lalu setelah jum'atan, sekitar pukul 3 sore. Jujur, diantara kami berdua tidak ada yang tau jalan mana yang harus ditempuh untuk pergi kesana. Memang sebelumnya saya pernah kesana, tapi itu sudah 3 tahun yang lalu bersama keluarga. Itupun bukan dari Padang-Solok, tapi Bukittinggi-Solok (disuruh dari Bukittinggi-Solok pun saya tetap tidak tau jalannya *evillaughs* ).Bisa dibilang perjalanan ini dimodali dengan keinginan untuk pergi jalan-jalan dan NEKAT.
       Siap dengan semua perlengkapan yang dibawa (padahal masing-masing cuma bawa tas ransel yang biasa dipakai buat kuliah, haha), kami pun berangkat. Tujuan pertama adalah Simpang Haru. Di daerah inilah mobil tujuan Solok 'mangkal'. Menggunakan jasa angkutan dari angkot kota Padang yang terkenal nyentrik dengan modifikasinya-- baik itu bagian luar dan dalam, kami pun berangkat.!!. Kampus-Pasar Raya Padang-Simpang Haru. Selama di jalan, saya menghubungi teman-teman yang berdomisili di daerah Solok untuk memastikan bahwa jalan yang terpikir di kepala saya sudah betul (*antisipasi). Di angkot (Pasar Raya-Simp. Haru), ada Ibu-ibu yang nanya, "Mau ke Solok nak?", sambil tersenyum , kami pun menjawab 'iya'. Ibu itupun spontan memberi tahu kami dimana nanti akan berhenti dan tempat mangkal mobil ke Solok. Mendekati tempat pemberhentian mobil, tiba-tiba ada seorang pemuda (kenek mobil) yang berteriak "Solok.. Solok", awalnya saya berpikiran untuk turun, tapi Ibu yang tadi berkata "Gak usah yang itu, nanti di depan saja. Banyak mobil di sana." Karena menghargai Ibu tersebut, saya mengurungkan niat untuk turun. Tapi ada seorang laki-laki yang turun ( abang ini nanti punya cerita tersendiri juga). beberapa meter kemudian, Ibu tadi bilang "Disini aja turunnya, disana mobil nya," sambil menunjuk ke satu arah. Kami turun dan mengucapkan terima kasih. Ternyata di tempat yang dimaksud kan oleh ibu tadi, orang sudah banyak yang antri. Saya pun bertanya kepada salah satu orang disana yang keliatannya sedang menjual karcis mobil, "karcis nomor bara da..?," "tujuh dek." sedangkan mobil yang datang baru empat. Kaget. Kalau nunggu pasti lama, sedangkan kami berencana sampai di solok langsung ke Singkarak. Akhirnya saya ajak Duni tadi ke tempat mobil yang sebelumnya (mobil yang ada kenek teriak-teriak tadi).
       "Ka Solok diak?," teriak kenek tersebut sambil melambaikan tangannya, padahal kami masih berjarak sekitar 2-3 meter dari kenek tersebut. Kami pun menghampirinya, dan bertanya apakah masih bisa untuk 2 orang. BISA..!!! Lega sedikit (masih banyak rintangan kedepan.. :D ), karena tidak harus menunggu lama dan nyampai malam di daerah Solok. Kami pun duduk di kursi bagian paling belakang dan tentunya bayar ongkos dulu (kalau nggak, diusir). Muatan mobil itu sudah hampir penuh, hanya tinggal 1 orang lagi. Panas !. Begitulah suhu yang ada di dalam mobil itu. Seluruh jendela ditutup rapat (MObil nya ber-AC, tapi AC nya dihidupkan kalau udah jalan), mobil stagnan, tidak bergerak karena masih menunggu penuh. Keringat pun mulai berkucuran. Bau pengharum mobil pun ikut menambah keadaan tidak mengenakkan bagi saya-- saya kurang suka baunya =,='. Akhirnya penumpang pun penuh dan mobil pun mulai berjalan. Na'as nya, meskipun mobil sudah berjalan, tapi suhu dalam mobil masih panas. Saya perhatikan ternyata Ac nya tidak hidup. Celingak-celinguk, ada jendela mobil yang bisa dibuka. Saya buka, lega awalnya karena ada angin masuk. Tapi orang yang duduk disamping jendela (di kursi yang didepan saya, perempuan. Dibilang ibu-ibu, belum terlalu tua) nutup balik, katanya ada AC. OKE. Saya terima. Tidak lama setelah itu, perempuan itu membuka kembali jendela itu, "Panas ternyata, ac nya mati." *tadi saya ngapaiiin*. Suhu dalam mobil pun 'berkurang' panasnya.
      Nah, masih ingat dengan abang yang duluan turun dari angkot tadi ? Ternyata dia duduk disamping saya. Saya pun bincang-bincang dengan abang tersebut. Tujuannya sama dengan kami ke Solok, tapi turun duluan. Kemudian saya kenalan dengan abang tersebut. Ia kuliah di UNP juga. Ketika saya tanya jurusannya dan dijawab, saya kaget dan malu. Kenapa? Abang itu dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika. Artinya satu prodi dengan saya dan senior satu tingkat diatas saya. *Huaaa.. T_T, Junior durhaka, saya nggak kenal sama dia*. Untung abang nya baik, jadi biasa-biasa aja. Kami pun cerita-cerita mengenai perkuliahan di prodi kami dan hal lainnya. Sekedar info, berhubung Short Time Memory saya kurang baik, sekarang saya lupa nama abang tersebut. Nah, si Duni tadi kemana...? Dia sekali-kali sibuk dengan HP-nya dan meliaht-lihat ke sekitar kemudian tidur. Sekali saya bertanya sebelum ia tertidur, "Kalau kita nyasar, gimana Dun?" Spontan dia tertawa dan hanya itu menjadi jawabannya. Saya pun akhirnya ikut tertidur karena suhu di dalam yang 'masih' panas, jalan macet karena ada perbaikan jalan dan hal-hal lainnya yang membuat ngantuk.
     Sekitar tiga jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Kota Solok, tepatnya di Pasar Raya Solok. Kesibukan aktifitas pedagang di pasar itu menyambut kedatangan kami. Pedagang buah, sepatu, makanan (gorengan, nasi) dan banyak dagangan lainnnya. Suasana disana juga ramai karena ada taman tempat bermain di depan pasar tadi. Duduk sebentar di taman tersebut, memerhatikan sekeliling. Ditengah taman terdapat tempat duduk yang melingkar membentuk lingkaran dengan tiga jalur jalan untuk masuk. Ditengah tempat duduk tadi ada sebuah kolam, tidak terlalu besar, berbentuk lingkaran juga, yang ditengahnya ada sebuah tugu dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Disamping nya terdapat tiang lampu taman yang tingginya sekitar 5m dengan 4 buah lampu tembak bercahaya kekuningan. Di luar taman, tepi jalanan diramaikan dengan bendera-bendera partai yang beragam warnanya. Lampu jalan yang menjulang tinggi dan pagar pembatas jalan. Lupakan keramaian tadi sejenak. Kami harus mencari mesjid/mushalla terdekat terlebih dahulu. Karena belum menunaikan keawajiban. *tobat..tobat*. Setelah pencarian beberapa menit, akhirnya ditemukanlah sebuah mushalla *blink,,blink*.. (kami shalat ashar waktu dimesjid dan mushalla sekitar sudah mulai mutar kaset ngaji pertanda waktu maghrib mau masuk,, Ampuni kami ya Allah... Kalau Duni tau saya nulis ini, dijitak nih.. haha)
Siap shalat, kami kembali ke taman tadi. Duduk sebentar, lalu putar-putar di sekitar pasar mencari mesjid yang besar untuk shalat maghrib dan calon tempat untuk menginap. Yap ! Kami tidak ada tempat untuk menginap malam itu.
   Mesjid itupun ditemukan. Berada dibelakang pasar raya tadi.  Selesai shalat, kami keluar masjid. "Dun, kalau disini rasanya saya gak bisa numpang tidur malam ini." Itu yang saya ucapkan karena adanya penampilan dari jema'ah shalat maghrib yang entah kenapa membuat saya berat untuk menginap dimesjid itu. Ia pun berujar hal yang sama. Kami kembali ke taman tadi sore. Di malam hari ternyata tetapi ramai. Banyak orang-orang yang duduk disekitar taman tersebut. Pedagang pun semakin banyak, terutama pedagang gorengan. Kami duduk di lingkaran tadi. Teman saya membuka tas nya dan mengeluarkan 'bekal' yang dibawanya. Isinya roti, mie instan dan minuman botol. *Saya tidak kepikiran buat bawa ituuu, -___- * Untung dia mau berbagi, haha. Sembari makan, Duni mengeluarkan buku catatannya. Menulis kisah perjalanan singkat tadi. Mungkin. Daripada tidak ada kerjaan, saya pun membaca buku yang kebetulan dibawa. Sekitar setengah jam duduk disana, kami makan malam terlebih dahulu sebelum kembali ke mushalla tempat shalat ashar tadi untuk menunaikan shalat isya, sekalian mau nanya sama bapak yang jaga, bisa numpang tidur atau nggak. Selesai shalat, saya pun berbicara dengan bapak tersebut, "Pak, bapak gharin dimushalla ini?". "Iya," jawab bapak tersebut. Saya pun menjelaskan pada bapak tersebut bagaimana keadaan kami, bapak tersebut mengerti. Tapi bapak itu bilang, "Ma'af nak, tidak bisa". Saya kaget sekaligus cemas, dimana mau nginaaaaaap. Bapak itu bilang kalau dia tidak tinggal di mushalla itu, tapi pulang kerumahnya. Baiklah. Tidak boleh patah semangat, saya pun menanyakan kira-kira, dimana kami bisa 'numpang' untuk menginap. Bapak itu menyebutkan dua tempat, satu mushalla, satu mesjid. Ketika mendengar nama mesjid tersebut, saya ingat-ingat kembali, rasanya itu nama mesjid tempat saya shalat maghrib tadi dan saya telah mengucapkan 'kalimat' di atas tadi.
     Setelah pamitan dan berterima kasih pada bapak tadi, kami menuju ke mushalla yang ditunjukkan oleh bapak tadi. Ternyata sampai disana, mushalla tadi telah tutup. SEMANGAT !!. Kami putar arah, mencari mesjid atau mushalla lain. Kami menemukan satu mesjid dan satu mushalla lainnya. Tapi sudah dalam keadaan tertutup. Memang waktu itu sudah hampir jam 10 malam. Tidak ada pilihan lain, kami kembali ke mesjid tempat shalat maghrib. Bersyukur disana masih ada kegiatan, tapi kegiatannya menutup pintu mesjid dan mematikan lampu. Itu artinya sudah mau ditutup. TIDAK. Jangan bilang kalau kami tidak bisa nginap. Kami menghampiri lelaki muda tersebut. Awalnya kami disangka mau numpang ke kamar mandi, mereka bilang "Sudah tutup !" Saya pun bilang, "Bisa bicara sebentar?", (Yey) orang itu keluar dari mesjid dan menghampiri kami. Seperti kepada bapak yang sebelumnya, kami menjelaskan 'keadaan' kami kepada pemuda tersebut. (Jangan tanya apa yang kami jelaskan.!!) "Kalau begitu, silahkan bicara dengan buya kami." mendengar kata buya, mungkin kita memilki pemikiran yang sama tentang penampilan seorang buya. Tapi setelah ditemui, ternyata bukan seperti itu. Buya yang dimaksud oleh pemuda tersebut adalah orang yang 'kedudukannya' lebih tinggi dari mereka. Kepada Buya tersebut, kami jelaskan (lagi). Setelah berfikir sebentar, "Boleh, kami izinkan. Tapi di tidurnya di asrama, bukan di mesjid. Tidak enak di lihat orang dari luar". Yang penting kami dapat temapt nginap buyaaaa. (Sujud Syukur). "Tapi berhubung kalian mahasiswa tinggalkan kartu pengenal, KTM,". Haha, akhirnya ada juga guna KTM saya. Kami tinggalkan KTM dan beranjak ke dalam mesjid menuju asrama yang terdapat di lantai 2.
      Sampai di dalam kamar, kami pun berkenalan dengan mereka. Dan lagi, sekarang saya sudah lupa namanya. Penghuni asrama tersebut merupakan pelajar (SMP,MTs, SMA dan MAN) yang ada disekitar sana. Mereka juga bekerja menolong-nolong kegiatan gharin mesjid tersebut. Setelah bercengkrama sekitar satu jam lebih, kami pun pamit untuk istirahat. Saya lihat si Duni sudah keletihan sekali. Sebelum tidur, saya berbicara dalam hati, "Dun, masih ingat nggak dengan apa yang kita bilang selesai shalat Maghrib tadi?" Tapi saya tidak melontarkan pertanyaan tersebut, membiarkannya terngiang di kepala saya. *Pembelajaran bagi saya, hiks*

Yaks. Itulah kisah perjalanan saya pada hari pertama perjalanan "Backpakcer ala Jono". Perjalanan ke Singaraknya belum selesai ditulis.. :). harap sabar menunggu. Untuk foto-foto di lokasi, uploadnya menyusul.
Jefri Rajif, 03 Januari 2012. 11.45 PM

0 comments:

Post a Comment

 
Kotak Hitam © 2008. Design by Pocket